Madiun, jatimsport.com - Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Provinsi Jawa Timur mengadakan dialog terkait wawasan kebangsaan dan Kebhinekaan dengan tema “Peran FPK Dalam Memperkokoh Persatuan Bangsa” Rabu (18/12/2024), selain dihadiri pengurus Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) yang berada di wilayah Bakorwi I Madiun, juga di hadiri Kepala Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) I Madiun, R. Heru Wahono Santoso, S.Sos, MM. dan Sekretaris Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Provinsi Jawa Timur, Nurul Ansori, S.Pd, M.Kes. di Hotel Aston Madiun.
Nurul Ansori saat memaparkan materi nya dengan judul, “Mengatasi konflik sosial melalui pembauran kebangsaan”, ia menjelaskan bahwa saat ini bangsa Indonesia masih menghadapi berbagai konflik yang bersifat vertikal maupun horizontal. Kehadiran Forum Pembauran dan Kebangsaan (FPK) sangat dibutuhkan untuk merekatkan seluruh elemen masyarakat dibawah naungan Bhineka Tunggal Ika.
"Bangsa Indonesia terbentuk dari keragaman bahasa, suku dan budaya yang bernaung di Bhineka Tunggal Ika. Dengan kemajemukan tersebut, bangsa Indonesia masih menghadapi berbagai konflik yang bersifat vertikal maupun horizontal. Hal ini disebabkan oleh berbagai latar belakang, permasalahan baik ras, suku, budaya, dan agama yang dapat mengancam integritas nasional," katanya.
Dikatakan, FPK hadir untuk mewadahi keberagaman tersebut menjadi satu kesatuan. Keberagaman inilah yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia yang menjadi anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang patut disyukuri.
Bangsa Indonesia, dikenal sejak dulu sebagai bangsa yang beraneka ragam maka FPK hadir untuk mempererat bagi seluruh elemen masyarakat dan segenap bangsa Indonesia. Persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan pada Kebhinekaan Tunggal Ika.
"Dilaksanakan Dialog Nilai Nilai Pembauran Kebangsaan ini diharapkan akan semakin merekatkan persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan nilai nilai yang terkandung dalam Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika," terangnya.
Ditempat yang sama, Kepala Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) I Madiun, R. Heru Wahono Santoso, S.Sos, MM. Menyampaikan materinya sebagai narasumber bahwa, wawasan kebangsaan adalah kunci toleransi dan nasionalisme untuk menuju kesamaan pandangan dan pemersatu tujuan generasi masa kini dan masa yang akan datang, dalam menghadapi tantangan Bangsa Indonesia baik dari dalam maupun dari luar negeri.
“Wawasan Kebangsaan dimaknai sebagai cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya yang mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dilandasi Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI guna mewujudkan cita-cita dan tujuan berbangsa dan bernegara”, jelasnya.
Lanjut R. Heru menjelaskan, wawasan kebangsaan merupakan pemahaman mendalam tentang budaya, sejarah, identitas, dan nilai-nilai suatu bangsa serta mampu menguatkan koordinasi komunikasi dan kerjasama hal ini dapat membantu membangun identitas nasional yang kokoh, serta menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
“Terlaksanannya koordinasi komunikasi dan kerjasama stakeholder terkait dalam membangun karakter dan wawasan kebangsaan maka akan menjadi penguatan dan kemandirian FPK provinsi dan kabupaten, kota di Jawa Timur dalam melaksanakan tugasnya memperkokoh toleransi, penguatan persatuan dan kesatuan bangsa, cinta tanah air dan bela negara”, tandasnya.
Sementara itu, Ketua Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Provinsi Jawa Timur, Amiruddin Pase, SE, mengatakan tujuan diadakannya dialog wawasan kebangsaan sebagai nilai-nilai pembauran dan kebangsaan untuk mengoptimalkan pengembangan dan pelaksanaan nilai kesadaran berbangsa dan bernegara yang berlandaskan pembauran dan kerukunan diantara umat beragama, nilai Pancasila serta bhineka tunggal ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Melalui dialog menghasilkan harapan positif dan terus mendorong langkah untuk merawat pembauran kebangsaan di tengah kebhinekaan, dalam rangka menjaga dan memelihara keutuhan persatuan dan kesatuan bangsa agar tetap tegaknya kedaulatan NKRI, diperlukan adanya komitmen seluruh bangsa sebagai upaya meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa”, tandasnya. (rls/mk )
Editor : malik